Minggu, 01 November 2009

PR dan Propaganda

Banyak masyarakat yang belum mengetahui mengenai apa yang dilakukan Praktisi PR sebenarnya. Banyak yang menilai seorang praktisi PR hanya melakukan propaganda.

Saya teringat perbincangan saya dengan seorang teman dari sebuah vendor jaringan. Setelah mendengar bidang studi yang saya ambil adalah Public Relations dia lansung menyimpulkan bahwa Public Relations adalah propaganda. Saya hanya bisa tersenyum, entah apa yang melatar belakangi pemikirannya sehingga tercetus Public Relations (PR) sama dengan propaganda. Mungkin saja dalam kehidupan realita disekitarnya banyak praktisi PR yang menjalani praktek propaganda.
Namun sebenarnya itu tergantung pribadi masing-masing praktisi PR. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh seorang PR untuk mengindari label propaganda. Seperti yang dikatakan Patricia J. Parsons dalam bukunya Etika Public Relations, inilah beberapa hal tersebut:
* Hindari bukti – bukti palsu, digambarkan secara salah, menyimpang atau tidak
relevan untuk mendukung cara berpikir anda.
* Hindari alasan yang tidak masuk akal, tidak erdukung bukti atau sengaja
dibuat agar terdengar bagus.
* Hindari usaha untuk membelokkan perhatian masyarakat dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan seperti kampanye palsu atau membangkitkan emosi tinggi
yang terkait dengan fanatisme dan agama.
* Hindari meminta masyarakat anda untuk menghubungkan pemikirn anda dengan nilai
– nilai yang bermuatan emosi, motif dan tjuan yang sebenarnya tidak terkait.
* Jangan menyembunyikan tujuan anda yang sebenarnya
* Jangan terlalu menyederhanakan situasi yang kompleks ke dalam pilihan atau
pandangan yang terlalu sederhana, bernilai ganda atau berkutub ganda.

Namun terlepas dari langkah – langkah diatas saya ulang kembali pada prakteknya, semua tergantung dari praktisi PR itu sendiri.




By: Tetty Susanti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

http://smilebox.com/playEmail/4d5463794e44557a4e6a4e384d7a67784d4449344e444d3d0d0a&sb=1